Senin, 07 Mei 2012

Terimakasih Pohon

Kegiatan Penanaman Pohon, sudahkah dipahami oleh masyarakat?

Menyitir statemen Menteri Kehutanan dan juga Menteri Perskonomian, dalam suatu acara dialog di salah satu media televisi baru-baru ini, mewartakan bahwa pada garis besarnya kegiatan pembangunan sektor kehutanan saat ini lebih ditujukan pada suatu upaya pemulihan fungsi-fungsi sumber daya hutan sebagai system penyangga kehidupan melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dalam suatu unit manajemen daerah aliran sungai (DAS). Adapun manifest dari kegiatan tersebut pada sudut pandang Kementerian Kehutanan, dalam hal ini adalah sebagai elemen utama penggerak (katalisator) pembangunan sektor kehutanan, telah mengalokasikan serangkaian program dan kegiatan berupa penanaman pohon baik itu dilakukan di dalam kawasan hutan maupun juga di luar kawasan hutan. Dengan demikian, unsur partisipatif masyarakat bisa dipahami sebagai kunci utama keberhasilan pelaksanaan program kegiatan tersebut.

Berpijak dari konteks untuk meningkatkan keterlibatan dan peran serta secara aktif masyarakat selaku subjek utama kegiatan RHL, maka ukuran penyampaian pesan bahwa kegiatan penanaman pohon merupakan hal utama yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan pemulihan fungsi-fungsi SDH, menjadi parameter penting untuk ‘diukur’. Satu pertanyaan mendasar yang barangkali luput adalah terkait persepsi masyarakat, sejauh mana knowledge dan awareness mereka terhadap program kegiatan penanaman pohon itu sendiri. Sudahkah mereka (sebagai target audience dari program RHL) mengetahui secara pasti apa nilai kemanfaatan penanaman pohon. Lalu bagaimana bentuk keterlibatan dan partispasi mereka agar bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu.



Kampanye Penanaman Pohon, sudahkah pesan ‘mengena’ ke masyarakat?

Dalam ilmu pemasaran umum, agar suatu ‘pesan’ bisa diketahui secara efektif dan tepat oleh konsumen terhadap pengetahuan produk itu sendiri maka mau tak mau harus ada suatu komunikasi yang efektif yang dapat menjembatani antara keduanya (pemasaran dan konsumen). Berpijak pada teori tersebut, maka suatu program kegiatan pembangunan termasuk di sektor kehutanan, jika itu bisa diasumsikan sebagai suatu ‘produk’ untuk dijual, maka salah satu langkah penting untuk mendongkrak apa yang sudah disebutkan di atas sebagai knowledge dan awareness masyarakat (selaku konsumen), adalah komunikasi. Sebagai gambaran terkait program RHL, bagaimana pesan agar kegiatan penanaman pohon itu sampai ke tingkat persepsi masyarakat bukan dipahami sebagai ‘ajakan’ semata tetapi lebih dipandang sebagai ‘kebutuhan’ yang lebih menekankan mendorong keterlibatan.

Banyak kampanye/penyebaran informasi yang berisi muatan isu pembangunan kepada masyarakat, dijumpai dalam pelbagai media ruang publik maupun iklan layanan masyarakat hanya hadir sebagai sebuah pesan yang ‘datar’ dan tidak ‘mengena’. Dengan kata lain tidak berhasil dalam membangun knowledge dan awareness masyarakat.

Berdasarkan sekelumit pemikiran singkat sebagaimana uraian di atas, kami mengusulkan kalimat “Terima kasih Pohon” dan “Thank to trees” sebagai sebuah pesan ‘sticky message’ untuk dikomunikasikan kepada masyarakat. Adapun tujuan dari usulan pesan tersebut, agar kegiatan penanaman pohon sebagai salah satu langkah nyata upaya RHL, dipandang oleh masyarakat sebagai sesuatu kebutuhan.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengingatkan kembali betapa suatu pohon memerankan berbagai fungsi vital yang TIDAK tergantikan oleh makhluk hidup lainnya. Ada suatu ungkapan terkenal merepresentasikan gambaran hal tersebut bahwa ‘Ketika Pohon terakhir tumbang maka tamatlah riwayat kehidupan ini’.

Media ?

Pilihan media sangat penting guna penyebaran persan dan informasi, peran media yang akan dipilih selalu terkait dengan sekmentasi sasasaran yang hendak dicapai. Diskusi dan penyebarluasan informasi di Indonesia mengalami peningkatan baik melalui pemberitaan media cetak, telivisi maupun melalui media jaring sosial di internet. Berbagai komunitas virtual bermunculan, dengan semangat yang sama untuk menggugah rasa keperdulian manusia dan perbaikan lingkungan.

Salah satu media yang masih cukup efektif dalam penyampaian pesan kepada masyarakat luas adalah melalui cara hidup, selain dari pelaku juga melalui penampilan. Misalnya dari penampilan atribut pakain sehari-hari, yang mudah kita lihat dan nyaman. Penggunaan media kaos sebagai transformasi informasi dan pesan dapat dilakukan, selain alasan fleksibilitas peruntukan juga bisa didistribusikan sebagai paket souvenir.


Berikut contoh kaos yang dapat kita sebarkan untuk selalu mengingat pentingnya pohon bagi kehidupan manusia.


Bila anda berminat dan ingin memiliki kaos tersebut dapat dipesan di www.pracanusantara.com 

Berikutnya------ tanaman sebagai souvenir, usaha masa depan tanaman pohon







Tidak ada komentar:

Posting Komentar